Assalamu'alaikum!

Blog Sunnah

"Memurnikan Aqidah, Menebarkan Sunnah".

Looking for something?

Subscribe to this blog!

Receive the latest posts by email. Just enter your email below if you want to subscribe!

Tuesday, March 7, 2017

Kekufuran Aqidah Syi'ah - Bagian 3

4. Syiah Rafidhah meyakini reinkarnasi

 Reinkarnasi adalah keyakinan yang menyatakan bahwa manusia hidup kembali ke dunia setelah kematiannya. Ini merupakan keyakinan yang kufur alias mengkufuri hari kiamat. Dan inilah ucapan mereka yang kufur tersebut:

- Syaikh Al-Mufiid berkata: “Telah sepakat Syiah Rafidhah Imamiyah tentang kepastian kembalinya kebanyakan orang yang telah mati ke dunia sebelum hari kiamat”. [25]

- Syaikh Abbas Al-Qummi menyebutkan bahwa Ja’far Ash-Shaadiq berkata: “Bukan dari golongan kami orang yang tidak meyakini tentang reinkarnasi kami”. [26]

- Ni’matullah Al-Jazaairi menyebutkan bahwa Nabi, Ali dan Fatimah beserta keturunan mereka akan kembali hidup ke dunia ini bersamaan dengan munculnya imam Mahdi mereka....”. [27]

- Ibnu Baabawaih berkata: “Keyakinan kami tentang reinkarnasi itu benar”. [28]

- Ath-Thibrisi dan Al-Hur Al-‘Aamili serta selain keduanya menyatakan bahwa reinkarnasi adalah hasil ijma’ Syiah Rafidhah Imamiyah dan itu merupakan prinsip ajaran mereka. [29]
Masih layakkah Syiah Rafidhah diakui sebagai pemeluk agama Islam? Sedangkan mereka telah mendustakan firman Allah:

 حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلۡمَوۡتُ قَالَ رَبِّ ٱرۡجِعُونِ (٩٩) لَعَلِّىٓ أَعۡمَلُ صَـٰلِحً۬ا فِيمَا تَرَكۡتُ‌ۚ كَلَّآ‌ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآٮِٕلُهَا‌ۖ وَمِن وَرَآٮِٕهِم بَرۡزَخٌ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ

"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan." (QS. Al-Mukminun 99-100)

5. Aqidah Bada’ Syiah Rafidhah

 Bada’ artinya nampak setelah tersembunyi. Syiah Rafidhah meyakini bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu kecuali setelah terjadinya sesuatu itu. Secara langsung atau tidak langsung mereka telah menyatakan bahwa Allah sebelumnya jahil (tidak tahu) kemudian setelah sesuatu itu muncul barulah Allah tahu. Maha Suci Allah dari apa yang keluar dari kotoran mulut mereka. Dan inilah ucapan keji mereka terhadap Allah:

1. Al-Kulaini menyebutkan dalam kitabnya Ushul Kaafi satu bab dengan judul “Bab Al-Bada’”. Dia membawakan di dalamnya banyak riwayat tentang hal ini, diantaranya ucapan “Tidaklah Allah diibadahi dengan sesuatu seperti al-bada’” atau “tidaklah Allah diagungkan seperti al-bada’”.

2. Dia juga membawakan riwayat dari Abu Hamzah Ats-Tsumali, dia berkata: Aku mendengar Abu Ja’far dia berkata: Wahai Tsabit, sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala telah menentukan perkara ini (keluarnya Imam Mahdi mereka) setelah tujuh puluh. Namun ketika terbunuhnya Husain, Allah sangat murka kepada penduduk bumi hingga Dia menunda perkara tersebut menjadi 140...”. [30]

3. An-Nubakhti menyebutkan bahwa Ja’far bin Muhammad Al-Baaqir menentukan kepemimpinan untuk putranya yang bernama Isma’il dan dia mengisyaratkannya di masa hidupnya, namun Isma’il keburu meninggal dunia di masa hidupnya. Lalu Ja’far berkata: “Tidaklah nampak bagi Allah pada sesuatu sebagaimana nampak bagi-Nya pada putraku Isma’il. [31]

Sungguh kejam dan jahatnya Syiah Rafidhah yang menuduh Allah jahil (tidak tahu) sebelum terjadinya sesuatu. Adapun Islam menjelaskan bahwa Allah mengetahui apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi serta apa yang tidak akan terjadi seandainya terjadi dan bagaimana kejadiannya.

Allah berfirman:

 هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ‌ۖ عَـٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِ‌ۖ هُوَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ ٱلرَّحِيمُ

"Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr : 22)

 قَالَ عِلۡمُهَا عِندَ رَبِّى فِى كِتَـٰبٍ۬‌ۖ لَّا يَضِلُّ رَبِّى وَلَا يَنسَى

Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab[926], Tuhan Kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa" (QS. Thaha : 52)

Namun sebaliknya mereka meyakini bahwa imam-imam mereka lebih mengetahui daripada Allah. Mereka meyakini bahwa imam-imam mereka mengetahui segala sesuatu sebelum terjadinya, seperti yang telah disebutkan di atas dari ucapan Al-Kulaini. Bahkan disebutkan pula olehnya:

“Sesungguhnya para imam mengetahui kapan mereka mati dan tidaklah mereka mati kecuali dengan pilihan mereka sendiri” [32]. Allahu Akbar, masihkah mereka itu dikatakan orang yang berakal? Sungguh benar firman Allah:

 وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ ڪَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ‌ۖ لَهُمۡ قُلُوبٌ۬ لَّا يَفۡقَهُونَ بِہَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٌ۬ لَّا يُبۡصِرُونَ بِہَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٌ۬ لَّا يَسۡمَعُونَ بِہَآ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَٱلۡأَنۡعَـٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡغَـٰفِلُونَ

"Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al-A’raaf : 179)

BERSAMBUNG..
-------------------------
[25] Awaail Al-Maqaalaat hal 13.

[26] Muntaha Al-Amaal 2/241.

[27] Al-Anwaar An-Nu’maniyah 2/89.

[28] Al-I’tiqaadaat hal 9.

[29] Al-Iiqaazh minal haja’ah hal 60.

[30] Ushul Al-Kaafi 222.

[31] Al-Hujjah 1/327.

[32] Al-Kaafi 1/258.

Penulis : Ustadz. Abdurrahman Thoyyib, Lc. 

No comments:

Post a Comment