Assalamu'alaikum!

Blog Sunnah

"Memurnikan Aqidah, Menebarkan Sunnah".

Looking for something?

Subscribe to this blog!

Receive the latest posts by email. Just enter your email below if you want to subscribe!

Tuesday, May 16, 2017

Mengenal Bapak Terorisme Dunia [1] - Bagian 1

✔ SUMBER RADIKALISME DAN TERORISME DUNIA

Sesungguhnya akar dan sumber inti dari pengkafiran, peledakan, fitnah, malapetaka dan tragedi mengenaskan yang dialami oleh kaum muslimin dan selain mereka pada zaman ini adalah pemikiran dan buku-buku karangan Sayyid Quthub.

Dan di antara orang-orang yang terdidik dan terpengaruh dengan buku-buku yang berbahaya tersebut serta menjadi korbannya adalah para pemimpin jaringan teroris al-Qaidah [2]. Khususnya orang pertama dalam jaringan ini, yaitu Osama bin Laden, dan orang keduanya, yaitu Aiman azh-Zhawahiri yang amat terpengaruh dengan buku-buku berbahaya tersebut dan membelanya mati-matian.
Oleh karenanya, mereka sangat mengkultuskan buku-buku, manhaj dan pemikiran Sayyid Quthub –semoga Allah mengampuninya [3]- . Buku-buku tersebut merupakan referensi utama dalam kebid’ahan dan fitnah mereka yang telah memenuhi dunia saat ini.

Aiman azh-Zhawahiri berkata: “Sesungguhnya Sayyid Quthub dialah yang pertama kali meletakkan undang-undang Jihadiyyin (Teroris) dalam kitabnya yang bak dinamit, yaitu Ma’aalim Fii ath-Thariiq. Dan sesungguhnya dialah sumber inspirasi radikalisme. Dan bukunya al-‘Adaalah al-Ijtima’iyah fii al-Islam terhitung produk akal pemikiran yang paling berharga bagi para kelompok radikal. Pemikiran Sayyid merupakan cikal bakal bagi terciptanya revolusi Islam melawan musuh-musuhnya di dalam maupun di luar [4]. Dan senantiasa pasal-pasalnya yang berdarah mengalami pembaharuan setiap saat”. (Harian asy-Syarqu al-Ausath edisi 8407 tertanGgal 19/9/1422 H)

Dan tidak kalah pula peran Muhammad Quthub sebagai saudara kandung Sayyid Quthub dalam menularkan virus terorisme ke dalam diri Osama bin Laden. Ini semua karena Usamah pernah berguru dengan Muhammad Quthub dan sangat terpengaruh dengan pemikiran-pemikiran takfir (vonis kafir) [5] dan Khawarijnya serta sistem harakahnya, yang tidak bisa diragukan lagi. Awal kali perjumpaan antara guru dan murid ini, ketika Osama belajar di Fakultas Ekonomi dan Manajemen [6] Universitas Malik Abdul Aziz Jeddah Saudi Arabia.

Pada waktu bersamaan Muhammad Quthub menjadi dosen di universitas tersebut, dia pun bertemu dengannya. Kemudian setelah itu berjalanlah pertemuan demi pertemuan antara keduanya dan mulailah terjadi penyimpangan pemikiran dalam diri pemimpin al-Qaidah ini.

Muhammad Quthub mengajarkan aqidah yang menyimpang dari aqidah salafush shalih, khususnya dalam masalah takfir, tauhid hakimiyah (berhukum dengan hukum Allah), masalah al-wala` (loyalitas) dan al-bara` (permusuhan) serta bersikap kepada penguasa muslim dan lain-lain.
Kesimpulannya, Muhammad Quthub merupakan ustadz pertama bagi pemimpin al-Qaidah dan yang menancapkan pemikiran serta manhaj (sesat) kepadanya.

Di antara yang menunjukkan akan pengaruh kuat Muhammad Quthub dalam diri Osama bin Laden adalah munculnya penamaan jaringan ini dengan nama “al-Qaidah” yang bermakas di Afghanistan. Hal ini dikarenakan Muhammad Quthub sering kali menyebutkan nama al-Qaidah dalam buku karangannya yang sangat berbahaya dan jelek, Waaqi’una al-Mu’aashir.

Bahkan dalam satu pasal saja yang berjudul “Manhaj al-Harakah” dia menyebutkan nama al-Qaidah lebih dari 40 kali. Maka sang murid yang setia ini pun terinspirasi dari sang guru dalam menamai jaringan terorisnya ini.

BERSAMBUNG
-----------------------------
[1] Diringkas dan diterjemahkan dari kitab “Kasyfu al-Astaar ‘Amma Fii Tandziimi al-Qaidah Min Afkaari Wa Akhthaar” oleh Abu Abdillah Umar bin Abdul Hamid al-Bathusy hafidzahullah.

[2] Jaringan teroris Al-Qaidah merupakan bapak dari jaringan teroris ISIS. Karena kebengisan dan kekejaman ISIS yang melibihi bapaknya maka nama sang anak lebih populer sekarang dibanding nama bapaknya. Meskipun akar pemikiran dan aqidah mereka sama yaitu aqidah dan pemikiran Khawarij.

[3] Disini penulis mendoakan Sayyid Quthub dengan ampunan, ini membuktikan bagaimana sikap Ahlussunnah Dakwah Salafiyah yang tidak mudah mengkafirkan seorang muslim tanpa haq ataupun menvonisnya sebagai penghuni api neraka bagaimanapun kesesatannya selama tidak ada dalil khusus tentang dia pasti masuk neraka. Dan ini sekaligus sebagai bantahan kepada ahlul bid’ah yang menuduh tanpa bukti bahwa Dakwah Salafiyah mudah mengkafirkan dan menvonis dengan api neraka.

[4] Namun kenyataan di lapangan bukan revolusi Islam, tapi terorisme dan revolusi ala Khawarij. Sebagaimana Khumaini –laknatullahi alaihi- yang mengumandangkan revolusi Islam tapi faktanya adalah revolusi Syiah Rafidhah yang kafir.

[5] Mudah menvonis seorang muslim sebagai orang kafir atau murtad tanpa dalil dan ilmu.

[6] Sungguh aneh bin ajaib, seorang sarjana ekonomi dijadikan rujukan dalam agama. Sedangkan ulama Ahlussunnah yang darah dan daging mereka telah bersatu dengan ilmu dan sunnah ditinggalkan bahkan dicaci maki tanpa takut siksa Allah. Apakah ini yang telah diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam “Di antara tanda hari kiamat adalah diambilnya ilmu dari orang yang jahil” ?.

Oleh : Ustadz. Abdurrahman Thoyyib, Lc

No comments:

Post a Comment