Assalamu'alaikum!

Blog Sunnah

"Memurnikan Aqidah, Menebarkan Sunnah".

Looking for something?

Subscribe to this blog!

Receive the latest posts by email. Just enter your email below if you want to subscribe!

Tuesday, February 14, 2017

Kemudahan Memahami Pokok Pokok Manhaj Salaf Ahlus Sunnah wal Jama’ah - Bagian 5

Sekarang kita akan lebih memasuki pendetailan penjelasan Al Qur'an adalah Kalamullah, sesuai dengan manhaj salaf Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam i'tiqod nya kepada Allah, dalam memahami ayat ayat dan hadits yang Shohih yang menyebutkan bahwa Al Qur'an itu adalah Kalamullah.

Sebelumnya kita sudah membahas Al Qur'an adalah Kalamullah (Firman Allah), berikut juga mengenai sifat Af'aliyyah Allah Al Kalam (berbicara).

Telah kita bantah juga maksud daripada kebatillan Mu'tazilah yang mendakwahkan Al Qur'an adalah makhluk, bukan Kalamullah.

Akan tetapi ternyata ada sebagian firqoh yang "belum tulus" mengimani bahwa Allah berbicara sesuai dengan lafadh, bahasa, makna, dan cara sesuai dengan apa yang Dia kehendaki.

Sehingga firqoh tersebut menganggap bahwa Allah hanya memberikan ibarat atau hikayat kepada Malaikat Jibril, bukan berfirman dengan lafadh, bahasa, dan makna secara hakiki. Yang mana maksud dari ibarat itu ditangkap dan difahami maknanya oleh Malaikat Jibril, lalu disampaikan kepada Rasulullah.

Inilah maksud Al Qur'an adalah Kalamullah menurut versi mereka.
Dengan kata lain Malaikat Jibril dianggap sebagai penterjemah apa yang difirmankan Allah. Bukan menyampaikan apa adanya, karena Allah dianggap tidak berfirman secara langsung.

Pendapat yang kedua dari firqoh ini adalah sama seperti yang kita jelaskan, hanya saja bedanya yang dianggap sebagai fihak penterjemah atau yang menangkap maksud dari ibarat yang diberikan adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam itu sendiri. Bukan malaikat Jibril.

Malaikat Jibril dalam pendapat kedua ini dianggap amanah menyampaikan apa adanya, hanya Rasulullah saja yang dianggap yang mentakwilkannya dan menerjemahkan nya agar bisa difahami oleh manusia akan "bahasa Tuhan".

Inilah juga maksud Al Qur'an adalah Kalamullah menurut versi mereka.

Apa efek dari i'tiqod mereka terhadap Al Qur'an yang seperti itu?

Efeknya adalah walaupun mereka mengatakan Al Qur'an adalah Kalamullah, namun maksud yang diinginkan dengan i'tiqod seperti itu tidak ada bedanya dengan yang dikehendaki oleh Mu'tazilah yang mendewa dewakan akal dan pemuja ilmu Kalam (filsafat) itu.

Yakni karena sejak awal Al Qur'an difahami sebagai pentakwilan atau interpretasi dari ibarat yang diberikan Allah, maka Al Qur'an dianggap pada hakekatnya adalah suatu hal yang multi interpretasi, dan tidak dianggap tabu untuk menginterpretasikan Al Qur'an dari berbagai sisi yang sesuai dengan akal dan hawa nafsu keinginan manusia.

Sehingga akhirnya yang menjadi hakim dan penentu adalah Akal. Al Qur'an hanya dianggap sebagai pendukung yang bisa digiring interpretasi nya (ta'wil) ke arah manapun yang kita mau sesuai dengan akal dan keinginan hawa nafsu kita.

Maka dari itu tidak heran jika para pendukung Liberalisme dan Pluralisme pada zaman ini, banyak muncul dari embrio firqoh ini.

Ini karena tidak lain mereka dididik dan dibesarkan dengan pemahaman bahwa Al Qur'an itu multi interpretasi, yang didasarkan dari pemahaman yang salah dan menyimpang dari manhaj Salaf Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengenai perincian penjelasan Al Qur'an adalah Kalamullah.

Kami juga sudah pernah menulis penjelasan yang semisal mengenai hal ini.

Berikut kami sertakan foto penjelasan juga dari Syarah Aqidah Salaf tulisan Al Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafidzahulloh.

Silakan merujuk juga ke situ.


13 Januari 2017
Kautsar Amru

No comments:

Post a Comment