Tanggapan Mengenai Fitnah Pornografi Pada Anak

Membaca sebuah status yang di sharing oleh salah satu akun, membuat saya benar-benar bergidik ga keruan dan tanpa sadar kening saya sudah berkerut, sekerut-kerutnya membaca pemaparan yang......haduh ga tau deh mau ngomong apa, speechless....

Mau tau tentang apa itu ? yaitu tentang fitnah pornografi yang sudah melanda anak-anak Indonesia, tidak hanya setingkat SMA yang sudah termasuk ABG (red. remaja) aja, tapi yang paling membuat saya bergidik adalah anak-anak setingkat SD-pun sudah banyak yang menyukai pornografi dan bahkan sampai mempraktekkannya (red. sex), wa 'iyyadzubillah...La hawla wala kuwwata illa billah...

Saya tidak perlu panjang lebar menceritakan secara detail pemaparannya, lebih baik baca sendiri pemaparan tersebut distatus yang bersangkutan (click: https://www.facebook.com/diana.elanouzy/posts/10204290139880332)

Kenapa saya membuat status ini ? karena saya ingin menanggapi poin terakhir dari statusnya tersebut yaitu :
==
Sorry, just sharing. Karena gw gak bisa kerja sendiri.

Butuh KAMU......IYAA KAMUU

Butuh KAMU buat ikutan menjaga gèneràsi mudà dari PORNOGRÀFI

Semoga kita bisa merintis perbaikan. Semoga negeri ini jadi lebih baik nantinya.

# FightTheNewDrugs

== Selesai kutipan ==

Tanggapan saya:

Sudah sejak 1400 tahun yang lalu muncul sebuah solusi Illahi yang diturunkan kepada Nabi kita tercinta Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, yaitu Islam beserta wahyu illahi yaitu Al-Qur'an untuk menangani fitnah pornografi...

Kenapa harus cape-cape membentuk berbagai macam teori liberalis untuk menangai hal-hal semacam ini ? padahal kita sebagai ummat Islam sudah mempunyai Al-Qur'an dan as-Sunnah. Solusinya adalah kembalilah kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman yang benar yaitu pemahaman para sahabat, that's it !! Ga perlu teori-teori yang terlalu njelimet, dengan kata-kata retoris yang belum tentu semua dimengerti.

Cukup dengan pendidikan agama kepada anak-anak kita...
Dan bagi para ayah, jaga dan didiklah istri dan anak-anakmu dengan agama BUKAN DENGAN MATERI, dekatkan mereka dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah, karena anda adalah imam (pemimpin) bagi keluargamu, dimana anda akan mempertanggung jawabkan apa-apa yang dilakukan oleh istri dan anak-anakmu dihadapan Allah....that's it !

Kalo para orang tua takut dengan pengaruh yang buruk dari lingkungan sekolah untuk anak-anaknya, maka masukkanlah anak-anaknya ke pesantren yang bagus dan terjaga, jangan hanya asal pesantren, tapi juga harus dilihat pengelolanya, manhaj-nya, guru-gurunya, materi-materi yang diajarkan dan juga bagaimana pengelolaan ajar-mengajarnya. Karena tidak semua pesantren itu ilmu-nya bagus. Banyak yang dari sisi gedung dan fasilitas bagus namun kualitas ilmu benar-benar buruk. Dan ada juga yang gedungnya sangat sederhana, pondoknya sangat sederhana, namun kualitas ilmunya bagus sekali.

Jadi para orang tua ga perlu hawatir akan terkena fitnah pornografi kalau kita sudah menerapkan ajaran agama kepada anak-anak kita sedari mereka kecil. Dan satu hal yang harus dan harus selalu di lakukan oleh para orang tua, adalah untuk selalu mendo'akan anak-anak kita kepada kebaikan, karena do'a adalah senjata yang paling ampuh bagi ummat Islam. Mintalah kepada Allah untuk senantiasa menjaga anak-anak kita dari segala keburukan dan fitnah yang akan menimpa mereka dari mereka kecil sampai ke liang lahatnya. Mintalah kepada Allah untuk senantiasa memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada anak-anak kita setiap saat setiap waktu. Karena Allah-lah yang Maha pembolak-balik hati hamba-hamba-Nya, jadi mintalah pertolongan kepada Allah untuk senantiasa memberikan petunjuk kepada anak-anak kita hanya kepada jalan yang lurus dan benar.

Jadi para orang tua...sekali lagi akan saya sebutkan solusinya untuk menangani fitnah pornografi yang akan menimpa anak-anak kita dengan huruf besar yaitu KEMBALILAH KEPADA AL-QUR'AN DAN AS-SUNNAH. AJARKAN AGAMA KEPADA ANAK-ANAK KITA SEDARI MEREKA KECIL, hanya itu solusinya, that't it !

Ini hanya sedikit tanggapan yang sangat tidak berarti dari seorang ibu yang masih sangat fakir ilmu.

Oleh: Ummu Fulanah