Assalamu'alaikum!

Blog Sunnah

"Memurnikan Aqidah, Menebarkan Sunnah".

Looking for something?

Subscribe to this blog!

Receive the latest posts by email. Just enter your email below if you want to subscribe!

Wednesday, August 12, 2015

Mengapa Saya Menanggalkan Bikini untuk Niqab: Simbol Baru dari Kebebasan Perempuan

Sara Bokker adalah seorang mantan artis, model, instruktur fitnes dan aktifis amerika. Dia adalah seorang wanita amerika, yang bertempat tinggal di Florida di daerah pantai selatan Miami. Dia meninggalkan bikini, yang merupakan sebuah simbol kebebasannya sebagaimana dia mempersepsikannya, dengan hijab.

Saya adalah seorang amerika yang lahir di daerah bagian tengah amerika "Heartland". Saya besar seperti hal-nya gadis biasa lainnya, yang terpukau oleh glamor-nya kehidupan di kota besar. Pada akhirnya saya pindah ke Florida ke pantai selatan Miami, yang merupakan pusatnya orang-orang yang mencari kehidupan glamor. Tentu saja, saya melakukan apa yang dilakukan oleh sebagian besar wanita barat lakukan. Saya fokus kepada penampilan dan daya tarik saya, menyandarkan diri kepada berapa banyak perhatian yang akan saya dapatkan dari orang lain. Saya berlatih secara rutin dan berhasil menjadi seorang trainer pribadi, memperoleh tempat tinggal kelas atas, menjadi seorang yang rutin pergi ke pantai, dan mampu untuk mencapai taraf kehidupan yang mapan.

Tahun berlalu, hanya untuk menyadari bahwa skala kebahagiaan dan kepuasan hidup saya menurun dengan semakin meningkatnya perkembangan penampilan feminim saya. Saya seorang budak fashion. Saya seorang sandera bagi penampilanku.

Seiring dengan berlanjutnya kesenjangan yang sangat lebar antara kepuasan diri dan gaya hidup saya, saya mencari perlindungan dan pelarian dari alkohol dan pesta kepada meditasi, aktivisme, dan agama alternatif, hanya sekedar untuk memperkecil kesenjangan yang sangat lebar selebar sebuah lembah. Pada akhirnya saya menyadari bahwa itu semua hanyalah sebuah obat pereda sakit yang sementara bukan obat yang efektif untuk menyembuhkan.

Saat ini tanggal 11 September 2001, disaat saya menyaksikan sebuah penyerangan selanjutnya terhadap Islam, nilai-nilai Islam dan budayanya, dan adanya sebuah deklarasi yang sangat terkenal yaitu "perang salib baru", perhatian saya mulai beralih ke Islam. Sampai di titik tersebut, yang ada dalam benak saya mengenai Islam adalah terkurung dalam "tenda" (terkungkung / tidak bebas), pemukul istri, harem (selir), dan dunia terorisme.

Sebagai seorang aktivis kebebasan feminisme, dan seseorang yang mengejar kebaikan bagi kehidupan yang lebih baik untuk semua, jalan hidup saya bersebrangan dengan aktivis lain yang sudah memimpin terlebih dahulu tanpa pandang bulu segala kegiatan yang mengarah kepada reformasi dan keadilan untuk semua orang. Saya bergabung dalam sebuah kampanye yang sedang berlangsung bersama dengan mentor baru saya pada saat itu, mengenai reformasi pemilihan umum dan hak-hak orang lain terhadap yang lainnya. Sekarang aktifitas baru saya benar-benar sangat berbeda dari sebelumnya. Alih-alih menyerukan keadilan hanya untuk beberapa kelompok, saya belajar banyak mengenai berbagai macam idealisme seperti keadilan, kebebasan, dan kehormatan, semua itu diperuntukkan dan dipergunakan secara universal, dan tidak ada perselisihan antara kebaikan diri dengan kebaikan secara umum. Untuk pertama kalinya saya mengetahui arti bahwa manusia diciptakan secara sejajar / sama (tidak ada perbedaan). Dan yang terpenting adalah kita hanya butuh keimanan untuk dapat melihat dunia secara utuh dan melihat persatuan dalam penciptaan.

Suatu hari saya mendapati sebuah buku (kitab) yang dipandang sangat negatif oleh dunia barat yaitu kitab suci Al-Qur'an. Awalnya saya tertarik dengan penampilan luar dari Al-Qur'an saja, kemudian beralih tertarik dengan isinya mengenai eksistensi, kehidupan, penciptaan, dan hubungan antara pencipta dengan yang diciptakanNya. Saya menemukan bahwa Al-Qur'an dapat menyentuh ke dalam relung hati dan jiwa tanpa seorang penerjemah ataupun pastor sekalipun.

Pada akhirnya saya menemukan kebenaran; kegiatan baru saya untuk memuaskan batin diri saya tidak lain adalah dengan memeluk keimanan yang baru yaitu Islam dimana saya menemukan ketenangan jiwa sebagai seorang muslim.

Saya membeli sebuah gaun yang panjang dan tertutup yang menggambarkan pakaian seorang muslimah dan saya berjalan di jalan yang sama dan lingkungan yang sama dimana beberapa hari yang lalu saya berjalan dengan menggunakan pakaian mini, bikini, atau pakaian formal (bisnis) ala barat. Walaupun orang-orangnya, wajah-wajah yang terlihat, dan toko-tokonya masih sama, namun sesuatu yang sangat berbeda yang saya rasakan yaitu saya merasa sangat nyaman dan tenang menjadi seorang wanita untuk pertama kalinya. Saya merasa seolah-olah segala rantai telah terputus dan pada akhirnya saya bebas. Saya sangat senang dengan pandangan heran yang terlihat dari wajah orang-orang ditempat dimana orang-orang berdiam untuk mengejar mangsanya (yaitu wanita-wanita cantik yang berpakaian mini) dimana pada saat itu saya berusaha untuk mengejar pandangan buas dari para pemangsa tersebut. Tiba-tiba segala beban telah terangkat, saya tidak lagi menyia-nyiakan waktu saya hanya untuk sekedar shopping, makeup, merias rambut, dan fitness. Pada akhirnya saya benar-benar bebas.

Diantara semua tempat, saya menemukan Islam di jantung yang disebut oleh orang-orang sebagai tempat yang paling menghebohkan diseluruh jagad raya, yang membuat semua itu semakin spesial.

Setelah saya sudah mengenakan hijab, saya merasa tertarik dengan niqab, dan saya perhatikan jumlah muslimah yang mengenakan niqab semakin meningkat. Saya bertanya kepada suami muslim saya, seseorang yang saya nikahi setelah saya menjadi seorang muslim, apakah saya harus menggunakan niqab atau cukup dengan hijab yang sudah saya kenakan. Suami saya menasehati bahwa menggunakan hijab adalah wajib namun niqab tidak wajib. Pada saat itu hijab saya terdiri dari himar (jilbab) yang menutupi seluruh rambut saya kecuali wajah saya dan gaun yang panjang dan lebar yang sering disebut sebagai "abaya" yang menutupi seluruh tubuh saya dari leher sampai ujung kaki.

Satu setengah tahun telah berlalu dan saya berkata kepada suami saya bahwa saya ingin menggunakan niqab. Alasan saya pada saat itu adalah saya merasa bahwa dengan menggunakan niqab saya akan mendapatkan keridhoan yang lebih dari Allah sang Maha Pencipta dan meningkatkan rasa tenang di dalam kesederhanaan. Dia sangat mendukung keputusan saya dan membelikan saya sebuah Isdaal, gaun yang menutupi dari kepala sampai ke ujung kaki yang berwarna hitam beserta niqab yang menutupi seluruh wajah saya kecuali kedua mata saya.

Tak lama kemudian, berbagai macam berita mulai muncul dari para politisi, pendeta vatikan, liberalis, dan para aktivis HAM yang mengutuk hijab dan niqab sebagai penindas perempuan, hambatan bagi perkembangan sosial, dan pejabat mesir menyebutnya sebagai tanda kemunduran.

Saya merasakan kemunafikan yang sangat mencolok ketika pemerintahan barat dan kelompok-kelompok HAM terburu-buru membela hak perempuan ketika pemerintahan barat memberlakukan / mengatur cara berpakian wanita, namun disaat yang sama para "pejuang kebebasan" memandang berbeda terhadap sekelompok wanita yang ketika hak-hak mereka, pekerjaan dan pendidikan mereka dicabut hanya karena mereka memilih untuk menjalankan hak mereka menggunakan niqab atau hijab. Saat ini, wanita dengan hijab atau niqab banyak yang dilarang untuk bekerja dan mendapatkan pendidikan tidak hanya di negara-negara seperti Tunisia, Morocco dan Mesir saja, tapi juga di negara demokrasi barat seperti Perancis, Belanda dan Inggris.

Saat ini saya masih seorang feminis tapi seorang feminis muslim, yang berdakwah kepada setiap muslimah untuk memikul tanggung jawab dan memberikan dukungan yang mereka bisa lakukan untuk suami-suami mereka agar menjadi seorang muslim yang baik. Untuk membesarkan anak-anak mereka menjadi anak-anak yang sholeh / sholehah. Untuk menyerukan kepada kebaikan dan melarang kepada keburukan (amar ma'ruf nahi munkar). Untuk berbicara mengenai kebenaran dan melawan semua kemungkaran. Untuk berjuang mempertahankan hak-hak muslimah untuk menggunakan hijab dan niqab dan hanya untuk mengharap ridho Allah. Namun yang paling penting dari itu semua, yaitu untuk membagi pengalaman menggunakan niqab atau hijab kepada semua wanita (non muslim tanpa terkecuali) yang belum mengerti arti menggunakan hijab atau niqab bagi kami dan menjelaskan kenapa kami menggunakan hijab atau niqab.

Sebagian besar wanita yang menggunakan niqab yang saya kenal adalah seorang muallaf, dan beberapa dari mereka bahkan belum menikah. Sebagian lainnya menggunakan niqab tanpa mendapatkan dukungan baik dari keluarga maupun dari lingkungan sekitar. Persamaan kami adalah menggunakan niqab adalah pilihan pribadi kami sendiri, dimana tidak ada satupun dari kami yang akan menyerah sedikitpun.

Mau tidak mau, wanita telah dibombardir oleh gaya hidup "berpakaian mini sampai telanjang" hampir disetiap media komunikasi dimanapun diseluruh dunia. Sebagai seorang non muslim, saya sangat menyarankan terhadap setiap muslimah untuk mengetahui hak mengenai hijab, kebaikan, dan kedamaian dan kebahagiaan yang akan didapatkan dalam kehidupannya sebagaimana yang telah saya dapatkan. Dahulu, bikini adalah simbol dari kebebasan saya, namun dalam kenyataannya hal itu hanya sekedar membebaskan saya dari spiritualitas dan nilai yang sebenarnya sebagai seorang manusia terhormat.

Saya sangat berbahagia / rela untuk menanggalkan bikini di pantai selatan dan gaya hidup barat yang glamor saya kepada kehidupan yang damai dengan Penciptaku dan menikmati hidup diantara sesama manusia sebagai pribadi yang layak. Itulah alasannya kenapa saya memilih untuk menggunakan niqab, dan saya rela mati untuk mempertahankannya dan membela hak saya untuk menggunakannya. Saat ini, niqab adalah sebuah simbol baru dari kebebasan seorang wanita.

Kepada seluruh wanita yang menyerahkan dirinya kepada pemahaman yang buruk mengenai kesederhanaan berhijab dalam Islam, saya katakan: "Kalian tidak mengetahui apa yang kalian lewatkan."
___________________________________
Oleh: Sara Bokker
Diterjemahkan oleh: Ummu Fulanah (semampunya, apabila dirasa ada terjemahan yang kurang pas, mohon untuk dikoreksi melalui admin)
Sumber : http://thedeenshow.com/watch/3340/why-i-shed-bikini-for-hijab-the-new-symbol-of-womens-liberation

2 comments:

  1. Semua berita yang ada di website anda sangat menarik perhatian untuk di simak, salam sehat. . . !! Semoga beritanya dapat bermanfaat! share ya gan, thanks nih!!

    ReplyDelete
  2. must say that overall I am really impressed with this blog. It is easy to see that you are passionate about your writing. Looking forward to more updates..!!

    ReplyDelete